Monday, September 5, 2016

Firö Nias (Koin Hindia Belanda Kuno Ratu Wilhelmina 1 Gulden)

 

Nias dikenal sebagai suku yang mempertahankan budaya leluhurnya hingga sekarang ini. Salah satu budaya Nias yang terkenal ialah sistem adat perkawinan yang begitu mahal. Mahar (böwö) adalah syarat yang harus dipenuhi oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan (sowatö), seperti ana'a (emas), 30 ngaeu mbawi (30 ekor babi), uang (kefe), beras (böra), firö (koin), dan lain-lain. Setiap daerah di Pulau Nias memiliki mahar yang berbeda-beda bergantung pada sistem adat yang dianut oleh daerah setempat. Gambar dibawah ini adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi pihak laki-laki pada adat perkawinan Nias.

Firö

Koin Hindia Belanda kuno atau Firö (Nias) masih digunakan oleh masyarakat Nias hingga sekarang. Firö adalah salah satu syarat untuk memenuhi böwö kepada pihak sowatö. Jumlah koin yang diberikan bergantung pada sistem adat yang dianut oleh masyarakat desa setempat. Koin ini juga digunakan pada acara pemberkatan (fanema howu-howu) dari orang tua kepada anak-anaknya atau kakek-nenek kepada anak dan cucunya. Koin ini juga dapat diuangkan dengan nilai yang berbeda-beda, dan juga untuk membantu (tolo-tolo) keluarga yang akan menikahkan anak laki-lakinya.

Firö sangat berharga dimata orang Nias, namun jaman yang semakin maju membuat barang berharga ini terancam punah, sehingga sulit ditemukan. Hal ini terjadi karena masyarakat yang ingin beradaptasi pada jaman modern yang serba uang. Selain itu, tahun pembuatan koin juga menentukan kuantitas penggunaan, semakin lama tahun pembuatannya, nilai tukarnya semakin turun. Biasanya koin yang tidak dapat diuangkan akan dibuang dan ada juga yang mengoleksinya sebagai barang antik.

Thursday, September 1, 2016

Lompat Batu Nias

 

Nias merupakan salah satu daerah yang mempertahankan budaya leluhurnya hingga sekarang. Lompat Batu Nias yang dikenal dengan "Fahombo Batu" merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang orang Nias. Tradisi ini dilakukan untuk menguji keberanian dan keperkasaan remaja pria sebelum menjadi prajurit perang. Nias dikenal sebagai pasukan perang yang tidak memberi ampun kepada siapa pun yang dianggap musuh. Jadi, tak heran bila di masa kolonial Belanda, pulau Nias sulit ditaklukkan.

Gambar ini sebagai gambaran lompat batu Nias, yang dibuat pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 31 Agustus 2016
Ukuran : 1836 pixels x 3264 pixels
Editor : Responiel Halawa
Aplikasi : Adobe Photoshop CS2
Copyright : © 2016

Saturday, August 27, 2016

Bahasa Nias

Android
Nias adalah suku-bangsa asal yang mendiami pulau Nias dan pulau-pulau sekitarnya, misalnya pulau Hinako, pulau Senau, pulau Lafau, pulau Batu dan lain-lain. Pulau Nias sebagai pulau terbesar yang memanjang dari utara ke selatan dalam jarak 120 kilometer (km) dengan lebar 40 km dan panjang pantainya sekitar 450 km (Melalatoa, 1995). Secara astronomis Pulau Nias terletak antara 00 12- 10 32Lintang Utara dan 97- 98Bujur Timur yang berbatasan dengan pulau Banyak (utara); pulau Mursala (Timur); Pulau Mentawai (Selatan); dan bagian Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia (Badan Pusat Statistik [BPS] Kabupaten Nias dalam Koestoro & Wiradnyana, 2007 : hal. 12).

Masyarakat Nias menggunakan bahasa Nias sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Nias diyakini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia yang tersebar sampai ke Kepulauan Batu di sebelah selatan pulau Nias. Ciri dialek bahasa Nias adalah nada yang meninggi diakhir kata dan kalimat (Afif, 2010). Setiap kata dalam bahasa Nias didominasi oleh huruf vokal. Jangan heran bila bahasa Nias selalu diakhiri dengan huruf vokal dengan tambahan "ö" dibaca (empat/öfa) (a, e, i, o, ö, u).

Referensi:

Afif, A. (2010). Leluhur Orang Nias dalam Cerita-cerita Lisan Nias: Kontekstualita. 25(1). Diakses pada 28 Agustus 2016, dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=252355&val=6802&title=Leluhur%20Orang%20Nias%20dalam%20Cerita-cerita%20Lisan%20Nias.

Koestoro, L. P., & Wiradnyana, K. (2007). Seri Warisan Sumatera Bagian Utara No. 0105: Tradisi Megalitik di Pulau Nias. Medan: Badan Arkeologi Medan. Retrieved from http://unesdoc.unesco.org/images/0015/001517/151795INDO.pdf.

Melalatoa, M. J. (1995). Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 1995. Diakses pada 28 Agustus 2016, dari http://repositori.kemdikbud.go.id/7479/1/ENSIKLOPEDI%20SUKU%20BANGSA%20DI%20INDONESIA%20L-Z.pdf